Bolacom, Jakarta - Kata-kata mutiara tentang pakaian berisi ungkapan penuh makna dan bisa menjadi inspirasi. Sandang, pangan, dan papan merupakan tiga kebutuhan primer bagi makhluk hidup, terutama manusia.Untuk melindungi tubuh dari sengatan panas, dingin, manusia butuh sandang alias pakaian. Namun, seiring berkembangnya zaman, pakaian tak hanya jadi pelindung tubuh, tapi juga jadi penunjuk

"Bahwa pandangan adalah panah dari panah-panah iblis, dan barangsiapa yang mengumbar pandangannya maka akan senantiasa dalam kesengsaraan." Berkata asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah وكلما كانت المعصية عظيمة ؛ كانت وسائلها أشد منعًا. الزنا مثلًا فاحشة ، وسائله من النظر والخلوة وما أشبه ذلك محرمة . شرح رياض الصالحين٤٧٢/٣ "Tatkala sebuah maksiat itu besar perkaranya, maka perkara-perkara yang mengantarkan kepadanya pun lebih keras pelarangannya. Contohnya zina sesuatu yang keji, maka sesuatu yang bisa mengantarkan pada perbuatan tersebut seperti mengumbar pandangan, berkhalwat berdua-duan dengan lawan jenis yang bukan mahram, dan yang semisalnya, itu semua haram." Syarh Riyadhish Shalihin 3/472. TERMASUK FAIDAH MENUNDUKKAN PANDANGAN Sebagaimana diambil dari ucapan Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya "ad Dau wa Dawa" "سهم مسموم من سهام إبليس ومن وأطلق لحظاتهدف دامت حسراته" "Bahwa pandangan adalah panah dari panah-panah iblis, dan barangsiapa yang mengumbar pandangannya maka akan senantiasa dalam kesengsaraan." Dan termasuk faidah menahan pandangan, diantaranya 1. Dalam rangka mengamalkan perintah Allah ta'ala, yang ini merupakan puncak kebahagiaan seorang hamba dalam kehidupannya ketika di dunia dan nanti di akhirat. Allah ta'ala berfirman {قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم} "Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, tundukkan pandangan mereka." 2. Akan bisa menolak pengaruh dari panah beracun yang mungkin akan berpengaruh kepada kebiasaan dalam hatinya." 3. Merupakan bentuk bukti kecintaan kepada Allah dan akan memfokuskan hati hanya kepada-Nya. Maka sesungguhnya mengumbar pandangan akan mencerai-beraikan hati dan membuat hati jauh dari Allah." 4. Akan menguatkan hati dan membuatnya bahagia. Sebagaimana mengumbar pandangan, akan melemahkan hati dan membuatnya semakin sedih." 5. Bahwa menahan pandangan akan membuahkan cahaya pada hati. Oleh karena ini Allah subhanahu wa ta'ala sebutkan dalam sebuah ayat di surat An Nuur, akibat yang baik dari menahan pandangan. Allah ta'ala berfirman قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ النور ٣٠ "Katakanlah kepada orang-orang yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka." An Nuur 30 Kemudian Allah berfirman mengenai pengaruhnya اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِالنور ٣٥ "Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi." An Nuur 35. 6. Menahan pandangan akan membuahkan firasat yang benar, akan bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil. Maka sesungguhnya Allah akan membalas hamba-Nya sesuai dengan amalan hamba tersebut. Tatkala seorang hamba menahan pandangannya dari perkara-perkara yang Allah haramkan, Maka Allah akan menggantinya dengan ditanamkan dalam hatinya cahaya bashiroh. Dan Allah bukakan untuknya pintu ilmu dan iman, pengetahuan serta firasat yang benar." 7. Menahan pandangan akan membuahkan kekokohan hati, keberanian dan kekuatan. 8. Menahan pandangan akan menutup pintu syaithan dan jalan masuknya kedalam hati. Dikarenakan syaithan akan masuk bersamaan dengan pandangan, masuk ke dalam hati bahkan lebih cepat dari pada masuknya udara dalam ruangan yang kosong." 9. Menahan pandangan akan menenangkan hati dari memikirkan apa-apa yang diinginkannya dan dari tersibukkan denganya. 10. "Bahwa antara mata dan hati ada saling keterkaitan dan jalur yang saling menarik antara yang satu dengan yang lainnya. Bahwa baiknya hati tergantung baiknya mata pandangan, rusaknya hati tergantung rusaknya pandangan. Apabila hatinya rusak maka akan rusak pula pandangannya, begitu juga apabila pandangannya rusak maka akan rusak pula hatinya. Begitu pula pada kebaikannya. Bersambung Insya Allah... ======= Forum Salafy Purbalingga JOIN dengan kami di chanel

Katakata Bijak 1 s/d 10 dari 16. Bersikaplah lemah lembut dan sopan santun dengan menundukkan kepala. Seni tertinggi perang adalah untuk menundukkan musuh tanpa pertempuran. Sesungguhnya adat sopan-santun kami orang Jawa amatlah rumit. Adikku harus merangkak bila hendak lalu di hadapanku.
"Tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah sepeninggalanku yang lebih dahsyat bagi para kaum laki-laki melebihi fitnah wanita." HR Bukhari & Muslim Baca Juga Bagi yang Bisa Menahan Diri Dari Hawa Nafsu yang Buruk, Berita Gembira Ini Sudah Menanti إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ، فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ Sesungguhnya wanita itu menghadap dari depan dalam bentuk setan, membelakang dalam bentuk setan, maka jika seseorang dari kalian melihat wanita maka hendaklah ia mendatangi istrinya, karena hal itu akan manghilangkan apa yang ada dalam dirinya syahwat. HR Muslim فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ. الحديث "Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.” HR. Muslim Semoga kita dikuatkan oleh Allah ﷻ, hingga kita bbisa menjadi hamba-Nya yang bisa menahan pandangan atas sesuatu yang diharamkan Terkini
2 Tak Ada yang Sama. Mengapa membenci perbedaan, padahal setiap manusia diciptakan berbeda. Tak ada satu pun manusia yang sama. Di luar sana, kamu mungkin masih menjumpai orang-orang diperlakukan tidak adil hanya karena warna kulitnya yang berbeda. Padahal, Tuhan itu menciptakan umat-Nya dengan baik adanya.
Maksudnya adalah menjaganya dan tidak melepas kendalinya hingga menjadi liar. Baca dan resapi maknanya dalam dalam ya. Keutamaan Menundukkan Pandangan Kutipan Pelajaran Hidup Kata Kata Indah Kutipan Pengetahuan Meski kegagalan dapat membuatmu jatuh dalam putus asa kamu harus bangkit mutiara menundukkan pandangan. Tidak apa apa untuk berhenti sejenak untuk menenangkan diri tetapi jangan lupa untuk kembali melangkah. Jika seseorang mengumbar pandangan matanya maka dia telah mengumbar syahwat hatinya. Kata kata mutiara indah menyentuh hati keren kata kata mutiara islam. Introspeksi diri dengan kata kata mutiara kehidupan. Kata kata mutiara tentang pasangan dapat memberimu pandangan baru perihal makna pasangan buatmu. Kamu juga bisa lebih memahami pasanganmu dan hubungan yang sedang dijalani. Tapi jangan sekedar dihapalkan saja. Secara bahasa غ ض الب ص ر gadh dhul bashar berarti menahan mengurangi atau menundukkan pandangan. Kata kata tentang zina mata. Oleh karena itu dalam ayat ini allah ta ala terlebih dulu menyebutkan perintah untuk menahan pandangan mata daripada perintah untuk menjaga kemaluan. Berikut 25 kata kata mutiara tentang pasangan seperti dirangkum dari laman jagokata rabu 15 07 2020. Menundukkan pandangan bukan berarti harus menundukkan kepala sehingga berjalan tak fokus arah atau memejamkan mata hingga tidak melihat sama sekali. Kata mutiara pandangan mata gambar kata kata populer kita wajib menundukkan pandangan kita terhadap hal hal yang diharamkan di seluruh tempat waktu dan kondisi tidak ada alasan bagi kita untuk ikut tergelincir pada kerusakan moral dan membebaskan diri dari kesalahan dengan adanya situasi dan kondisi yang merangsang kita melakukankan fitnah tersebut tema jendela gambar. Kata mutiara motivasi hidup menjadi inspirasi untuk menatap masa depan karena hidup harus terus berjalan. Wanita sholihah itu tidak pacaran karena pacaran adalah maksiat. Menundukkan pandangan mata merupakan dasar dan sarana untuk menjaga kemaluan. Astagfirullah zina mata dosa paling besar mozaik www inilah com. Itu dia kata kata mutiara kehidupan yang kami kumpulkan dari berbagai tokoh dunia untukmu. Kalau perlu kamu bisa mencetak dan menempelnya di depan cermin sebagai pengingat setiap hari. Pilihan kata kata hikmah untuk mengubah pandangan hidup august 31 2018 september 8 2018 by admin mengutip berbagai kata kata hikmah yang memang mampu menghidupkan semangat serta mencerahkan hati yang suram tentu menarik untuk dilakukan. Penyakit Ain Sekarang Banyak Yang Bangga Memajang Foto Keluarga Di Medsos Berhati Hatilah Kata Kata Indah Kutipan Agama Kata Kata Mutiara Menundukkan Pandangan Bukan Berarti Kata Kata Bijak Muslimah Facebook Tundukkan Pandangan Kata Kata Indah Kutipan Hidup Motivasi Muslic Najib Google Kata Kata Mutiara Kata Kata Motivasi Kutipan Bijak 500 Kata Kata Bijak Lucu Islam Keren Singkat Kumpulan Gambar Kata Mutiara Semangat Belajar 500 Kata Kata Bijak Lucu Islam Keren Singkat Memandang Wanita Ajnabiyyah Pertanda Salafiyyah Seseorang Belum Kokoh Mutiara Kata Menundukkan Dan Terjaga Dari Pandangan Ruang Muslimah Kumpulan Kata Kata Mutiara Pernikahan Islam Kata Kata Mutiara Pernikahan Islam Pin On Instagram 500 Kata Kata Bijak Lucu Islam Keren Singkat Tundukkan Pandangan Kutipan Pengetahuan Iman Motivasi Ukhuwah Jannah Secara Bahasa غض البصر Gadh Dhul Bashar Berarti Menahan Mengurangi Atau Menundukkan Pandangan Maksudnya Adalah Me Pemandangan Motivasi Iman Ghadul Bashar Menundukkan Pandangan Al Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah Berkata Pandangan Pertama Yang Sesaat Adalah Pandangan Pertama Doa Kutipan Orang 500 Kata Kata Bijak Lucu Islam Keren Singkat Kata Mutiara Inspiratif Ada Juga Laki Laki Dan Perempuan Saling Mengagumi Tapi Tidak Saling Mengetahui Facebook Kata Mutiara Islam Tentang Penyakit Hati Islam Mutiara Penyakit
1s/d 10 dari 180. Setiap perbedaan pendapat ataupun pertentangan politik hendaknya diselesaikan secara musyawarah dan damai. Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah. Kita tidak punya hak untuk mengekspresikan pendapat sampai kita tahu semua jawabannya.
JAKARTA - Allahumma inni audzubika min fitnatin nisaa. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah wanita. Seorang teman mengajarkan doa tersebut kepada saya. Ia memaparkan bahwa doa tersebut merupakan perisai yang ampuh bagi para pria saat melihat wanita yang membuatnya tergoda. Nafsu senantiasa bergejolak apalagi saat stimulan bermunculan. Perkara menundukkan nafsu itu yang menjadi sebuah kreativitas. Saat manusia melihat apa yang diharamkan Allah SWT, maka boleh jadi ia tergoda oleh bisik rayu setan dan pandangan liar yang haram menjadi pintu masuk maksiat yang lebih besar. Meski hanya sekilas pandang, namun bila tidak segera ditundukkan maka pandangan akan menyerang pikiran dan membuat jiwa gelisah. Bila tak mampu ditundukkan, maka nafsu akan mendorong diri untuk berlaku maksiat. Allah SWT mencegah pandangan liar di kalangan Mukminin, baik pria maupun wanita. Dalam surah an-Nuur ayat 30, Allah SWT berfirman, Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’. Pada ayat 31 surah yang sama, Allah SWT pun memerintahkan hal yang sama kepada kaum wanita, yakni menahan pandangan dan menjaga kemaluannya. Bahkan, Rasulullah SAW pun mencegah sahabat secara langsung begitu tak mampu menundukkan pandangan. Alkisah, salah seorang sahabat bernama Al Fadhl bin Abbas sedang berdiri di samping Rasulullah SAW saat berhaji. Lalu datanglah seorang wanita ke arah Nabi Muhammad SAW untuk bertanya tentang suatu Fadhl melempar pandang kepada wanita tersebut, dan wanita itu pun melihat kepadanya. Saat Rasulullah SAW mengetahuinya, maka beliau memalingkan wajah Al Fadhl ke arah lain agar terhindar dari dosa. Hadis Muttafaq Alaihi, Bulughul Maram hadis 732.Rupanya kemunculan maksiat tak melihat tempat dan suasana. Dalam kondisi haji dan berdiri di samping Rasulullah SAW sekalipun, pandangan liar berpotensi dosa dapat saudaraku seiman kita mencoba ikut ambil bagian dalam perintah Allah SWT dan Rasul-Nya ini. Menundukkan pandangan, itulah latihan yang perlu kita Anda belum mengetahui maksud dan manfaat dari menundukkan pandangan seperti yang diperintahkan, namun yakinlah bahwa kebaikan itu akan berpulang pada dirimu. Paling tidak doa kita mendapat ijabah, shalat kita khusyuk, sujud dan tadharru kita akan Rasulullah SAW bersabda, Setiap Muslim yang melihat kecantikan seorang wanita pada kali pertama kemudian ia berusaha untuk menundukkan pandangannya, maka pasti Allah akan menggantikan untuknya sebuah ibadah yang dapat ia rasakan kenikmatannya. HR Ahmad.Bila Anda ingin mendapati kekhusyukan serta kenikmatan beribadah kepada Sang Khalik, maka mulailah melakukannya dari sesuatu yang kecil, yakni menundukkan pandangan. sumber Hikmah Republika/Ustaz Bobby Herwibowo

Karenasedemikian berbahayanya pandangan mata jika diumbar dan tidak dikendalikan, Allah menyeru kepada orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, agar menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang terlarang. Dalam QS An-Nuur: 30-31, Allah berfirman,"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan

Menundukkan pandangan bukan berarti harus menundukkan kepala sehingga berjalan tak fokus arah, atau memejamkan mata hingga tidak melihat sama sekali. Secara bahasa, غَضُّ البَصَرِ gadh-dhul bashar berarti menahan, mengurangi atau menundukkan pandangan. Maksudnya adalah menjaganya dan tidak melepas kendalinya hingga menjadi liar. Pandangan yang terpelihara adalah apabila seseorang memandang sesuatu yang bukan aurat orang lain, lalu ia tidak mengamat-amati keelokan parasnya, tidak berlama-lama memandangnya, dan tidak memelototi apa yang dilihatnya. Singkatnya, menahan dari apa yang diharamkan oleh Allah Subhaanahu Wata’ala dan Rasul-Nya untuk kita memandangnya. Dalil Kewajiban Menahan Pandangan 1. Dari al-Qur’an Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya.” QS. an-Nur [24] 30-31 Para ulama tafsir menyebutkan bahwa kata min’ dalam min absharihim’ maknanya adalah sebagian, untuk menegaskan bahwa yang diharamkan oleh Allah Subhaanahu Wata’ala hanyalah pandangan yang dapat dikontrol atau disengaja, sedangkan pandangan tiba-tiba tanpa sengaja dimaafkan. Atau untuk menegaskan bahwa kebanyakan pandangan itu halal, yang diharamkan hanya sedikit saja. Berbeda dengan perintah memelihara kemaluan yang tidak menggunakan kata min karena semua pintu pemuasan seksual dengan kemaluan adalah haram kecuali yang diizinkan oleh syariat saja nikah. Larangan menahan pandangan didahulukan dari menjaga kemaluan karena pandangan yang haram adalah awal dari terjadinya perbuatan zina. Berkata Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithy—rahimahullah, “Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa yang menjadikan mata itu berdosa karena memandang hal-hal yang dilarang berdasarkan firman Allah Subhaanahu Wata’ala yang artinya, “Dia mengetahui khianatnya pandangan mata dan apa yang disembunyikan oleh hati”. QS. Ghafir 19. Ini menunjukkan ancaman bagi yang menghianati matanya dengan memandang hal-hal yang dilarang.” Imam al-Bukhary—rahimahullah—berkata, “Makna dari ayat an-Nuur 31 adalah memandang hal yang dilarang karena hal itu merupakan pengkhianatan mata dalam memandang.” Adhwa` al-Bayan 9/190. 2. Dalil dari Hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dari Jarir bin Abdillah Radhiyallahu Anhu berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tentang pandangan tiba-tiba tanpa sengaja, lalu beliau memerintahkanku untuk memalingkannya.” HR. Muslim. Maksudnya, jangan meneruskan pandanganmu, karena pandangan tiba-tiba tanpa sengaja itu dimaafkan, tapi bila diteruskan berarti disengaja. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat laki-laki lain, dan seorang perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan lain. Seorang laki-laki tidak boleh bersatu bercampur dengan laki-laki lain dalam satu pakaian selimut, dan seorang perempuan tidak boleh bercampur dengan perempuan lain dalam satu pakaian selimut.” HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud & Tirmidzi. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada Ali Radhiyallahu Anhu, “Wahai Ali, janganlah kamu ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya, karena yang pertama itu boleh dimaafkan sedangkan yang berikutnya tidak.” HR. Tirmidzi dan Abu Dawud dan dinyatakan hasan oleh al-Albani. Imam An-Nawawy mengatakan, “Pandangan kepada selain mahram secara tiba-tiba tanpa maksud tertentu pada pandangan pertama maka tak ada dosa. Adapun selain itu, bila ia meneruskan pandangannya maka hal itu sudah terhitung sebagai dosa.” الْعَيْنَانِ تَزْنِيَانِ، وَزِنَاهُمَا النَّظَرُ “Dua mata itu berzina, dan zinanya adalah memandang.” Muttafaq alaih. Imam Bukhari dalam menjelaskan hadits ini mengatakan bahwa selain kemaluan, anggota badan lainnya pun dapat berzina. Akibat Negatif Memandang yang Haram 1 Rusaknya hati Pandangan yang haram dapat mematikan hati seperti anak panah mematikan seseorang atau minimal melukainya. Segala peristiwa bermula dari pandangan, dan api yang besar itu berasal dari percikan api yang kecil. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa maka akan ada satu noda hitam di hatinya, jika ia bertaubat dan berlepas dari dosanya maka hatinya akan menjadi bersih, namun jika dosanya bertambah maka noda hitam tersebut akan semakin bertambah hingga menutupi hatinya, itulah noda yang disebutkan oleh Allah Azza Wajalla dalam al-Qur`an artinya, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya dosa yang mereka perbuat itu menutupi hati mereka.” 2. Terancam jatuh kepada zina Ibnul Qayyim—rahimahullah—berkata bahwa pandangan mata yang haram akan melahirkan lintasan pikiran, lintasan pikiran melahirkan ide, sedangkan ide memunculkan nafsu, lalu nafsu melahirkan kehendak, kemudian kehendak itu menguat hingga menjadi tekad yang kuat dan biasanya diwujudkan dalam amal perbuatan zina. Akses terhadap pornografi yang begitu mudah, hingga kalangan anak-anak sekalipun telah menjadi pemicu meningkatnya pemerkosaan dan seks bebas. Semuanya berawal dari mata yang khianat terhadap larangan-larangan Allah Azza Wajalla. 3. Lupa ilmu Imam Waki’ bin Jarrah salah seorang guru Imam Syafi’i berkata, “Sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat.” Kebiasaan seseorang menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan akan menjadikan hatinya bersih. Kebersihan hati memudahkan masuknya nur atau cahaya petunjuk dari Allah Subhaanahu Wata’ala kedalamnya. Sebaliknya kebiasaan memandang hal-hal yang diharamkan Allah, seperti aurat orang lain maka akan menjadikan hatinya kotor dengan kemaksiatan dan dosa yang lama-kelamaan semakin menutupi kebersihan hatinya sehingga sulit ditembus oleh nur hidayah-Nya. 4. Turunnya bala’ Amr bin Murrah berkata, “Aku pernah memandang seorang perempuan yang membuatku terpesona, kemudian mataku menjadi buta. Kuharap itu menjadi kafarat penghapus dosaku.” 5. Menambah lalai terhadap Allah Azza Wajalla dan hari akhirat 6. Rendahnya nilai mata yang memandang yang haram dalam pandangan syariat Islam Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Jika seseorang melongok ke dalam rumahmu tanpa izinmu, lalu kau sambit dengan kerikil hingga buta matanya, tak ada dosa bagimu karenanya.” Muttafaq alaih. Manfaat Menahan Pandangan Di antara manfaat menahan pandangan adalah Membebaskan hati dari pedihnya penyesalan, karena barangsiapa yang mengumbar pandangannya maka penyesalannya akan berlangsung lama. Hati yang bercahaya dan terpancar pada tubuh terutama mata dan wajah, begitu pula sebaliknya jika seseorang mengumbar pandangannya. Terbukanya pintu ilmu dan faktor-faktor untuk menguasainya karena hati yang bercahaya dan penuh konsentrasi. Mempertajam firasat dan prediksi Syuja’ Al-Karmani berkata, “Siapa yang menyuburkan lahiriyahnya dengan mengikuti sunnah, menghiasi batinnya dengan muraqabah, menundukkan pandangannya dari yang haram, menahan dirinya dari syahwat, dan memakan yang halal, maka firasatnya tidak akan salah.” Menjadi salah satu penyebab datangnya mahabbatullah kecintaan dari Allah Subhaanahu Wata’ala. Al-Hasan bin Mujahid berkata, غَضُّ البَصَرِ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ يُوْرِثُ حُبَّ اللهِ. “Menahan pandangan dari apa yang diharamkan Allah akan mewarisi cinta Allah.” Faktor-faktor Penyebab Mampu Menahan Pandangan Di antara faktor yang membuat seseorang mampu menahan pandangannya adalah Hadirnya pengawasan Allah dan rasa takut akan siksa-Nya di dalam hati. Menjauhkan diri dari semua penyebab mengumbar pandangan. Meyakini semua bahaya mengumbar pandangan. Meyakini manfaat menahan pandangan. Melaksanakan pesan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk segera memalingkan pandangan ketika melihat yang haram. Memperbanyak puasa. Menyalurkan keinginan melalui jalan yang halal pernikahan. Bergaul dengan orang-orang shaleh dan menjauhkan diri dari persahabatan akrab dengan orang-orang yang rusak akhlaknya. Selalu merasa takut dengan su’ul khatimah ketika meninggal dunia. Wallahul Musta’an wailaihi at Tuklan Dari berbagai sumber Al Fikrah Edisi17/10 Juli 2007wahdah/af
22 "Kesanggupan untuk bersabar dan bertahan dalam pikiran yang positif merupakan dasar dari loncatan-loncatan manusia selanjutnya.". - Merry Riana. 23. "Jika kamu melihatnya dengan positif, masa lalu tidak ada yang buruk. Yang ada hanya masa lalu yang indah dan pelajaran yang berharga.". - Mario Teguh.
- Anda sedang mencari kata-kata mutiara atau kata bijak menundukan pandangan, berikut kami sajikan kata-kata tersebut di bawah ini. Kata mutiara menundukan pandangan dapat Anda jadikan motivasi dan inpirasi serta Anda share ke media sosial seperti fb, instagram, atau tiktok. Baca Juga Kata Mutiara Menghadapi Fitnah, Fitnah Itu Lebih Kejam Daripada Pembunuhan Kata Mutiara Menundukan Pandangan قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ Artinya "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang mereka perbuat." QS. An Nur 30 Orang-orang yang beriman agar memelihara dan menahan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan. Bila secara kebetulan dan tidak disengaja pandangan mereka terarah kepada sesuatu yang diharamkan, maka segera dialihkan pandangan tersebut. Dari Jarir bin Abdullah al-Bajal dia bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang pandangan/penglihatan terhadap perempuan secara tiba-tiba, kemudian beliau memerintahkan untuk memalingkan pandanganku HR. Muslim, Abu Daud, Ahmad, at-Tirmizi Wahai Ali, janganlah kamu susulkan pandangan pertamamu dengan pandangan kedua, karena yang dibolehkan untukmu hanya pandangan pertama yang tidak disengaja sedang pandangan yang kedua tidak lagi dibolehkan Riwayat Abu Dāud dari Buraidah "Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya bagian tubuhnya, kecuali yang biasa terlihat. ..." QS. An Nur 31 "Perempuan-perempuan yang beriman jangan memandang hal-hal yang tidak halal bagimu, seperti aurat laki-laki ataupun perempuan, terutama antara pusat dan lutut bagi laki-laki dan seluruh tubuh bagi perempuan." Setiap muslim yang melihat kecantikan seorang perempuan, kemudian dia menundukkan dan memejamkan matanya, Allah mengganti sebagai suatu ibadah. Riwayat Ahmad dari Abu Umāmah "Pandangan merupakan anak panah beracun dari anak-anak iblis. Maka barang siapa yang menahan pandangannya dari kecantikan seorang wanita karena Allah, niscaya Allah akan mewariskan rasa manis dalam hatinya sampai pertemuan dengannya." HR. Al-Hakim Demikian ulasan tentang kata mutiara menundukan pandangan. Katakanlah kepada orang2 beriman laki2 agar mereka menundukkan pandangan mata ( terhadap wanita ), dan memelihara akan kemaluan mereka ( menutupya ). Yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah amat mengetahui akan apa yang mereka kerjakan. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan Oleh Dzikri Nirwana* Cuci mata’ merupakan istilah yang sangat familiar di masyarakat kita, terlebih di kalangan generasi muda, yang merupakan tren untuk menghibur diri, melepaskan beban pikiran dari segala bentuk persoalan kehidupan yang melanda, bahkan tidak jarang menjadi ajang untuk mencari jodoh bagi para bujangan. Tempat-tempat hiburan, pusat perbelanjaan, taman-taman kota, nampaknya menjadi tujuan orang-orang untuk menjalankan tradisi’ tersebut, terutama di akhir pekan ataupun ketika liburan. Secara psikologis, memang cuci mata ini dapat menyenangkan pikiran, menghibur hati yang galau, dan menyegarkan pandangan. Begitu banyak yang dapat dilihat dan dinikmati secara gratis, dari sarana dan fasilitas yang tersedia, hingga keramaian orang-orang yang lalu-lalang, laki-laki dan perempuan, anak-anak, remaja hingga dewasa, semuanya membaur menjadi satu tanpa mempedulikan penampilan satu dengan lainnya antara lawan jenis, apakah sesuai dengan etika agama ataukah tidak. Tradisi cuci mata’ inilah yang kemudian secara normatif, justru membuat pandangan mata menjadi tidak terkontrol, liar, bahkan memunculkan pikiran-pikiran negatif terhadap orang lain, yang seringkali juga menjadi pemicu munculnya tindakan-tindakan kriminal, asusila, dan yang melanggar norma-norma agama. Karena itulah, dalam Islam, menjaga pandangan’, terutama terhadap lawan jenis, menjadi aturan agama yang sangat penting untuk diperhatikan dan diaplikasikan dalam kehidupan keseharian. Perintah Menjaga Pandangan Dalam ajaran Islam, perintah menjaga pandangan yang dimaksud adalah menundukkan pandangan ghadhdhul bashar, yang diiringi dengan perintah memelihara kemaluan hifzhul farj, sebagaimana yang termaktub dalam al-Nur, ayat 30-31, yang artinya Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat 30. Katakanlah kepada wanita yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung 31. Menurut Yusuf al-Qardhawi dalam kitabnya al-Halal wal Haram, menyatakan bahwa dalam dua ayat ini ada beberapa hal. Dua di antaranya berlaku untuk laki-laki dan perempuan, yaitu menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, sedangkan yang lain khusus untuk perempuan. Kalau diperhatikan, dua ayat tersebut memerintahkan untuk menundukkan sebagian pandangan dengan menggunakan huruf mim, tetapi dalam hal menjaga kemaluan, Allah SWT. tidak menggunakannya, misalnya wa yahfazhu min furujihim [dan menjaga sebagian kemaluan], seperti halnya menundukkan pandangan’ yang Allah SWT. masih memberi kelonggaran walaupun sedikit, guna mengurangi kesulitan dan melindungi kemaslahatan. Lebih lanjut menurut al-Qardhawi, bahwa yang dimaksud dengan menundukkan pandangan’ bukanlah berarti memejamkan mata dan menundukkan kepala ke tanah, karena merupakan hal yang sangat sulit bahkan tidak mungkin dilakukan. Hal ini sama dengan menundukkan suara seperti yang disebut dalam Luqman, ayat 19, yaitu waghdhudh min shawtik [dan tundukkanlah sebagian suaramu]. Di sini tidak berarti kita harus membungkam mulut sehingga tidak dapat lagi berbicara. Dengan demikian, yang dimaksud dengan menundukkan pandangan’ adalah menjaga pandangan, tidak dilepaskan/diarahkan begitu saja tanpa kendali [dengan syahwat], sehingga dapat memicu pelakunya, laki-laki atau perempuan untuk berpikiran dan bertindak asusila. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Ibnu Abbas RA. yang menafsirkan bahwa yang dimaksud ghadhdhul bashar dalam kedua ayat tadi adalah menjaga pandangan [hifzhul ayn] dari hal-hal yang diharamkan. Dalam hal ini, Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, juga menambahkan bahwa pandangan mata hanya diarahkan kepada hal-hal yang diperbolehkan agama. Maka jikalau seseorang tidak sengaja melihat kepada sesuatu yang haram, hendaklah ia segera berpaling darinya, seperti hadis yang diriwayatkan Muslim dalam kitab Shahih-nya yang bersumber dari Jarir bin Abdillah al-Bajali RA., bahwa ketika beliau bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. tentang melihat kepada perempuan yang bukan muhrim [al-faj’ah], maka beliau menyuruhnya untuk memalingkan pandangan [dari perempuan] itu. Lebih konkrit, al-Qardhawi menegaskan bahwa pandangan yang terjaga, adalah apabila memandang kepada lawan jenis, tidak mengamati secara intens keelokannya dan tidak lama menoleh kepadanya, serta tidak melekatkan pandangannya kepada sesuatu yang dilihatnya itu. Terkait dengan hal ini, disebutkan riwayat Ahmad dalam Musnad-nya yang bersumber dari Abu Hurairah RA. dijelaskan bahwa Rasulullah SAW. bersabda “Setiap keturunan Adam ada bagian yang dianggap sebagai zina; kedua mata dianggap berzina, dan zinanya adalah melihat [kepada yang haram]; kedua tangan dianggap berzina, dan zinanya adalah menyentuh [kepada yang haram]; kedua kaki dianggap berzina, dan zinanya adalah berjalan [ke tempat yang haram]; mulut dianggap berzina dianggap berzina, dan zinanya adalah mencium [kepada yang haram], sementara hati berkeinginan dan berkhayal [melakukan zina itu] dan kemaluan pun membenarkannya atau mengingkarinya”. Dari hadis ini dapat terlihat jelas bahwa beberapa bagian dari manusia, seperti mata, tangan, kaki, dan mulut, dapat dianggap berzina -dalam arti konotatif- apabila dilakukan dengan syahwat, yang ditandai dengan keinginan dan khayalan dalam hati untuk berzina, sedangkan kemaluannya pun bereaksi’ untuk membenarkan keinginan berzina itu atau mengingkarinya. Hal ini mengindikasikan bahwa pandangan yang bersyahwat bukan saja membahayakan kemurnian budi pekerti, bahkan akan merusak kestabilan berpikir dan ketentraman hati. Karena itulah agama Islam menegaskan bahwa yang pertama kali dijaga adalah pandangan, sebelum menjaga kemaluannya karena semua yang terjadi itu bermula dari pandangan mata, laksana api besar bermula dari lilitan kecil. Pada awalnya dimulai dari pandangan, kemudian terlintas dalam pikiran, lalu menjadi langkah, dan selanjutnya terjadi dosa ataupun kesalahan. Maka dari itu, dikatakan bahwa barang siapa yang mampu menjaga pandangan, pikiran, ucapan, dan tindakan, berarti dia telah menjaga agamanya. Dari uraian ini, dapat diketahui bahwa menjaga pandangan’ merupakan sesuatu yang sangat diperhatikan dan ditekankan dalam Islam, karena pandangan inilah yang menjadi pemicu utama munculnya tindakan-tindakan asusila dan kriminalitas di masyarakat. Oleh karena itu, cuci mata’ nampaknya menjadi hal yang sebaiknya perlu dihindari oleh kita sebagai muslim, karena dapat mengarah kepada hal-hal yang negatif. *Profil Penulis Nama lengkap beliau adalah Dr. Dzikri Nirwana, lahir di Banjarmasin, pada tanggal 27 Desember 1978. Profesi beliau adalah sebagai dosen tetap pada Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAT Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri UIN Antasari Banjarmasin dengan NIDN 2027127801. Pendidikan tinggi yang ditempuh oleh Dr. Dzikri Nirwana, dimulai dengan meraih gelar kesarjanaaan S1 pada Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri IAIN Antasari Banjarmasin tahun 2002, kemudian melanjutkan jenjang magister S2 pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri IAIN Antasari Banjarmasin pada Prodi Filsafat Islam dan selesai tahun 2006. Setahun berikutnya, beliau melanjutkan lagi pada jenjang doktoral S3 dan mendapatkan beasiswa studi dari Kementrian Agama pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan mengambil Prodi Tafsir Hadis dan akhirnya merampungkan studinya tahun 2011. Selama bertugas di kampus IAIN sekarang UIN Antasari Banjarmasin, Dr. Dzikri Nirwana, mengampu sejumlah mata kuliah yang relevan dengan keahliannya, yaitu hadis dan ilmu hadis, dari jenjang sarjana S1 hingga magister S2 dan doktor S3. Untuk kajian hadis, mata kuliah yang diampu beliau seperti hadis-hadis akidah, hadis-hadis tafsir, dan hadis-hadis tematis. Untuk kajian ilmu hadis, mata kuliah yang diajarkan seperti Pengantar Studi Hadis, Qawa’id al-Tahdits, Metodologi Penelitian Hadis, dan lainnya. Selain mengajar, Dr. Dzikri Nirwana, juga aktif melakukan beberapa penelitian yang umumnya bersifat kolektif. Kemudian dia juga telah mempublikasikan banyak karya ilmiah, baik dalam bentuk buku maupun artikel jurnal, baik yang sifatnya individual maupun kolektif.
IbnulQoyyim berkata, "Kebanyakannya maksiat itu masuk kepada seorang hamba melalui empat pintu, yang keempat pintu tersebut adalah kilasan pandangan, betikan di benak hati, ucapan, dan tindakan.Maka hendaknya seorang hamba menjadi penjaga gerbang pintu bagi dirinya sendiri pada keempat gerbang pintu tersebut, dan hendaknya ia berusaha terus berjaga ditempat-tempat yang rawan ditembus oleh
kata mutiara menundukkan pandangan
Katakanlah kepada orang-orang yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka." An Nuur : 30. Kemudian Allah berfirman mengenai pengaruhnya : KUMPULAN KATA MUTIARA SALAF Foto : Bunga | Sumber Pixabay Al-Ashma'i mengatakan : "Barang siapa tidak mau (bersabar) menangg .
  • lyq4z1r5d6.pages.dev/155
  • lyq4z1r5d6.pages.dev/36
  • lyq4z1r5d6.pages.dev/177
  • lyq4z1r5d6.pages.dev/419
  • lyq4z1r5d6.pages.dev/471
  • lyq4z1r5d6.pages.dev/117
  • lyq4z1r5d6.pages.dev/423
  • lyq4z1r5d6.pages.dev/241
  • kata mutiara menundukkan pandangan